Senin, 31 Desember 2012

Happy New Years 2013

Salam sastra..

saya mewakili seluruh anggota grup puisi online ; Kata Hati Lewat Puisi, mengucapkan selamat tahun baru 2013  Masehi, semoga di tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya... terima kasih kepada semua pengunjung blog ini, harapan kami semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Akhirul kata, maju terus Sastra Nusantara..!

Palembang, Indonesia, 31 Desember 2012

TITIMANGSA; YA MARHABAN : menjelang hari kelahiran kekasih

by ; Aby Santika

Kemudian kepastian seperti amnesia dierami perhitungan
cermin diri, sebagai kelahiran yang paling sempurna diikatkan tubuh
umpama Mariam menitahkan almasih membuhulkan persetubuhan alam

Separuh tahun meleburkan dunia, dari awal ke awal
nyanyian sunyi tak terpahami, pun tak ada keajaiban karena doa mengakrabi
usia tak kenal angka, dan segala yang telah terpenggal tak bisa diretas kecuali takdir
kepada sang kala ribuan lilin peringatan berpinak dari rahimnya

Titimangsa kelahiran tercipta dari kelesik kelembutan kasih
benih begitu sumir menyimpan putik janin suci di awal zaman
kembang api dan nyanyian-nyanyian kudus menempelkan pahala dan awal dosa di lembar dakwaan
: kau berguling dengan beribu-ribu malaikat meniupkan riuh doa menuju hadirmu

Sementara kugelombangkan hijrah di lain waktu
berpelesir tanpa kata-kata api: seperti pembakaran Sinta atau Ibrahim
barangkali, hanya peringatan paling keparat terlontar
sebab pula bukan pinangku ditasbihkan dengan air mata kesedihan
hanya melangkah, saat ingatan meliarkan pertaruhan
- untuk doa dan pujimu di titimangsa: ya marhaban!

Bandung,
31 Desember 2012.

Gila

by ; Bambang Irianto

jendela yang kubuka
bunyinya tidak berdenyit
tapi
rrrrrrrrtt....!
dari tirai nya
sang penghuni
menunjuk langit
gila,....
malah teriak
merdeka...!!

bukittinggi-31121212,....

Sajak Malam


Oleh Sri Sudarianti

Kupinang malam dalam kecemasan
hingga aku tersesat dalam mimpi
aku berlari
tak tentu arah
menyusuri jalan
lengang

Aku berlari
cepat
semakin cepat
memasuki labirin-labirin kosong
kuraba dinding-dinding buta
kutengadahkan wajah
bulan diatas kepala

Mataram, 311212

Puisiku untukmu ku titipkan pada-Nya

by ; Rizky Tri Dy

Seperti aksara yang melekat pada syair, ia tak akan tertinggal satu abjad pun dalam bait. Mengikuti setiap gerak, liuk, lekuk dan riuhnya pada sajak yang tersusun. Membangun gelombang-gelombang puisi nan indah mengalun.

Begitupun kamu
adalah bagian dari puisi dalam jiwaku. Menciptakan gelombang-gelombang yang indah di tial detail-Nya. Tak ada yang sumbangsih terdengar, karena begitu seirama memainkan kata, menjadi bait puisi yang indah senada mengalun. Memenuhi samudra hati, ayat-ayat-Nya membanjiri. Tidak akan pernah tertinggal!!

Puisiku untukmu
ku titipkan pada-Nya
di keheningan malam...

R'3'A-(28-12'12)-23:25 hkg

Pundak Surah

by ; Laila Situs

Sapa biang di gerai-gerai rembulan
Merambut terjal dengan suburnya rindang
Menggelayun sepoi di nyiur perah
Menarik sang biang menatap
Mengelok dan mengarang arak

Serona silau bulan di panjatan pun ikut menyapa
Tiba berdirinya sebongkah pundak surah
Menyilau siang, diperhentian sekat
Menyalakan ayat yang mengurah di perselambuan ragang

Meremuk jasad dengan pertapaan
Mengajak ngurah, memetik pundak
Menjadi sajana malam
Berkerumun kain mullah.

Perselambuan 291212

Berlayar Lagi

by ; Syair Kelana

Garis pantai makin menjauh
Kemana arah tertutup gulungan awan hitam
Pelabuhan senja beriak retak
Terkurung jelaga waktu
Camar kecil di ujung tiang layar
Menari nari dendangkan tembang "kusumaning ati"
Sekejap menemani..
Lalu terbang jauh menuju sarang cintanya.
Tapi dia berjanji kan kembali
Menemani menuju pelabuhan senja
Hanya waktu tlah terpasung..
Dan pelabuhan senja menyisakan fatamorgana
Ni.. Barangkali ombak tlah meruntuhkan segalanya.

..........Akhir Desember 2012...........

Pada Relung Zaman

by ; Ady Harboy

pada relung zaman
kita merenda kesumat
duka nyaris tak berharga
gemilang cuaca berganti nada
kecewa separuh baya
penuh rahasia
luka dimana-mana
mana dimana luka
ia pada relung zaman
kian menggoda
membuka rahasia
jangan ditanya
cerita singkat
tentang manusia
Indonesia entah ya
dilanda kalam
gelap meraba duka
cemeti menghunus
sukma mencekam
tiada tanda meraba
gulita cahya merongga
yang kaya tertawa bahagia
yang miskin tertawa gila
sepertinya ya kisahnya
pada relung zaman
ada rel aman kah nikmati zaman ?

Medan 2012

Rinduku Pulang


Oleh Sri Sudarianti

Gerimis tipis
rinduku tak tertepis
pada aroma tanah basah
semerbaknya bunga sakura

Anganku melayang
diantara bayang ilalang
kaki kecil berkejaran
berlarian sepanjang jalan

Rinduku pulang

Pada tanah kerontang
dan udara yang gersang

Pada sungai mengering
dan air yang kadang henti mengalir

Pada pepohonan kering
dan reranting merapuh

Rinduku pulang

Pada gubuk tua dan kusen tanpa warna
pada dinding yang kusam dan jendela yang terbuka

Disudut ruang tanpa penerang
kudapati jiwa ragaku menyatu
berpelukan mesra
dalam lukisan tanpa warna

Mataram, 251212

Sekerat Sabda

by ; Aby Santika

Silahkan pulang! O kekasih yang jatuh di awal zaman
kesangsianku mendurhakai sabda yang membuat dada tersalib
segala perburuan hanyalah perjamuan di alir jejakku ketika air mata menjadi pakir
kita bersua; aku pun memeluk mimpi yang kau titipkan

Zaman yang pernah membuat juga kita terjerembab, lalu terasing
meski aku harus merunut bebayang lanun di antara orgasme harapan yang menujumu
apa yang bisa aku timba dari sekerat sabdamu ketika kau berhenti mengaji hidup sebagai ilham?
- meski di sebuah pintu aku bersujud menyembah kikir yang bersalam kepadamu

"letakkan tangismu," katamu.
"sungai-sungai bebulir air mata memberi api terhadap arus yang kau kabarkan..."
: kita adalah Khidir penguasa lautan, menghunus umpatan dengan tombak!

O sang kekasih, aku membaca berjuta sabda yang tergurat di daun pelawa
silahkan kau pulang menuju hal ihwal sebuah kiblat yang batunya kita pahat
kita kembali mengembara rindu sebagai pelancongan pada satu takdir
dan menjadikan ritmis waktu sebagai tempat berkhidmat agar kita saling mengingat

Karena di seberang, kisah yang mengunci membuatku bagai tugu
tetali tubuhku berkumpar seperti ular yang paling berbisa
sungguhkah aku harus berdiam menyalibkan: alif dengan abjad?
kau tersenyum dalam kesedihan di sekerat sabda yang melayang
dan aku meski sang Khidir penguasa lautan
: aku terbakar!

Bandung,
27 Desember 2012.

Pulang

by ; Agus Chaeruddin

Ketika hati terbang bersama burung elang
jauh tinggi melintasi awan
rasa gamang bercampur senang
ada dua sisi yang kuambil untukku jadikan pelajaran

Nyatalah sudah hidup bukan permainan
karena tiap perbuatan akan selalu di perhitungkan
di peragakan dan di pinta pertanggung jawabannya oleh Tuhan

Sedari dini
ku persiapkan bekal
untuk perjalanan pulang dan kembali kepangkuan Tuhan . . . .

(AC261212) 21:42WIB KUTABARU-TANGERANG BANTEN

Dan Hanya

by ; Denting Kemuning

kuatnya inginmu
akan sebuah rindu
membentur
sebuah dilema

terhela nafasku

bisikmu
yang sempat
kau sematkan membuat
diriku tak bisa
menghilangkan
hadirmu

dan hanya
serpihan kepingan hatimu
yang kusimpan

: sby, 27122012

Untukmu, Jitzu

by ; Bang Ray

istriku, malam ini dingin memagut kita
pada dimensi hening malam
di penghujung akhir tahun
dengan rona purnama

masihkah engkau simpan
selarik catatan silam
tentang madu yang kutuang
dalam cawancawan kehidupan?

bahuku masih terlampau bidang untukmu
tempat engkau sandarkan keluh
dan ketakutanketakutan akan gelap
yang kerap engkau dapati, saat aku jauh
maka, eratkan dekapmu padaku
hingga fajar membangunkan kita seperti biasa..

26-12-2012

Menjelang Tujuh Hari

by ; Jimmy hollyfield Culxs

kuntum mawar merah
wewangi surga sebentuk gaun kemegahan
dan melati suci adalah penghias senyuman
untukmu . . .
menuliskan sajak di alam tunggu

senja telah meramu hymne
rembulan menyanyikan sendu kelabu
matahari pun berkabung
dengan airmata melinang cahaya
merelakan kepergianmu

enam hari sudah berlalu
bersama tahlil memanjatkan do'a
dzikirullah berkumandang lapangkan pusara
kubingkis yasin sebagai kado pengabdian
selama peranmu satu perahu

bukan berbicara ketakutan-ketakutan
pada zaman terbatasi kematian
awal dari mengusung keabadian
yaitu waktu mewariskan huruf-huruf Tuhan
adalah sebagai tabi'at kantung keimanan
adalah sebagai tonggak menuju alam baka
karena kita semua makhluk yang tercatat
" dari tanah kembali ke tanah "

Do'a seorang anak untuk ibunda yang telah tiada
Brebes, 25 Desember 2012

Minggu, 23 Desember 2012

Ibu

by ; Agus Chaeruddin

Berbatas dinding Barzah
do'aku tembus memberi kilauan cahaya dalam tidur panjangmu, ibu

Diatas pusaramu
kutaburkan aroma cinta pada mawar
dan melati
bunga kesukaanmu, ibu

Pada telapak kakimu
kucium surga membuka gerbangnya untukku
Ibuku sayang mari kita menuju CahayaNya . . . .

(AC191212) 19:29WIB KUTABARU-TANGERANG BANTEN

Gambar Puisi

by ; Zie Sastragudarabramanta

kugambar puisi
di dinding rumah
dihapus pipis cicak
diinjak delapan kaki kecoak
dijilat lintah darat

kugambar puisi
di atap kamar
diberaki laba-laba dari jaringnya
dijadikan rumah nyamuk-nyamuk gemuk
dikencingi genting bocor

kugambar puisi di wajahmu
dicium selingkuhan
dijilat pacar cadangan
diperkosa om-om
disetubuhi ayah tiri
digauli saudara kandung

kugambar puisi di hatimu
dikotori kemunafikan
dibawa hanyut nafsu gebu syetan
diduakan ketamakan

kugambar puisi di sini
dihapus ombak katarak
dibuang tangan panjang
dicuri oleh pahlawan

di mana lagi kugambar puisi
di mana-mana menjanjikan puja-puji
aku takut terjatuh jika berdiri
di atas kuas bekas menggambar
atau di atas kertas selembar

sudikah kau kugambar?
di kaca-kaca pada mata-mata
di keping-keping pada hati-hati
di puing-puing pada janji-janji
di kosong-kosong pada omong-omong
di besar-besar pada mulut-mulut
di mana-mana pada sana-sini

Bandung, 23 Desember 2012

Kutitip Makna Di Aksara

by ; Getar Senar Cinta

Akhirnya
Sang Malam meresapi belaian angin yang menjadi dingin
sama seperti belaianmu yang lembut menyentuh tubuhku
kau dan aku
saling melihat keindahan rembulan
menikmati sejuta warna yang ada di hati kita

diantara Harmoni Semesta Alam
terlihat Kabut Tipis mulai mengukur bentangan sayap cinta kita
Menali benang-benang rindu
seperti notasi mimpi kupu-kupu
terbang menuju surga yang kita bangun
dari rasa kasih sayang

kekasih
kutitipkan Puspa Aksara
yang goreskan dengan Pena Emas
untukmu yang sangat berharga

dalam hidupku....

Jakarta, 2012'2012

Pilu

by ; Bisikan Mawar Biru

Diantara kicau burung dan desir angin pagi
Diantara liuk dedaunan menari
Diantara hangat pelukan mentari
Ada kebekuan yang merajam hati

Segala tanya dalam gundah kini terjawab sudah
Segala diam dalam kebisuan kini melahirkan resah
Senyum canda cerah ceria kini seakan punah
Ketika kau putuskan untuk berpisah

Mengapa kau ingin padam kan cintamu
Sedang kobarnya makin membakar jiwaku
Mengapa kau undang mendung di hatiku
Lalu kau turunkan hujan air mata mencumbui pipiku
Sedang kan senyum masih ingin menghias bibirku

Inikah rindu,,
Yang kau bisikan lirih di telingaku
Inikah Cinta...
Yang ingin kau serukan hingga pelosok negriku

Hanya melahirkan pilu di sudut hatiku
Makin mematahkan sayap-sayap cintaku
Kau semaikan garam di perihnya luka ku

Haruskan ku tangisi
Atau aku sesali
Atau memungkiri
Apa yang telah terjadi.?

Ya Robb...
Jika ini memang rencana terbaikMu
Ikhlas dan sabarkanlah hatiku
Jika ini memang kehendak terbaikMu untukmu
Aku pasrah dalam sujudku

Salam Cinta

Cilacap, 22 Desember 2012

Ibu Bagiku

by ; Ady Harboy

pernah kau berkisah tentang Ibu
apa yang menarik dengannya
apa pula yang berharga darinya
bilakah awalnya kau mengenal cinta

sesungguhnya hanya Ibu mutiara surga
andai kau pahami tentang keberadaannya
bila kau memahami nikmat buaiannya
andai kau mensyukuri zat maha mulya

pernah kau memandang raut wajah Ibu
yang cukup lelah bercampur haru biru
menggelayut pada pundak serta paham asuh
siapakah yang harus kita gugu

tanggungjawabnya kepada generasi
terlahir olehnya untuk apa dan bagaimana
kisah hidup ada dan tiadakah Ibu
benarkah kau mengenal siapa Ibu

Ibu tak lain seutas titian menembus waktu
membias cakrawala pikir dangkal pun mutahir
siapapun tahu bahwa Ibu merupakan nilai plus
siapa pula yang berseteru dengan kata Ibu

yang tak dapat kau hapus bahkan tergerus
tak juga Ibu model tiri yang mengiri membukti
bahkan tega menggigit kunyah keberadaanmu
dari permukaan bumi seketika sontak berita

atas kehendakNYA Ibu juga jembatan
yang mempersatukan satu dengan lainnya
mampu duduk berdiri dan berjalan sesuai isi
tak pula kalah termakan zaman berganti

kau paham atas keberadaan Ibu
kau mampu menterjemahkan apa yang kau lihat
bagiku Ibu di atas Ibu di atas Ibu wujud
di atas langit berlapis tujuh sahih

Medan Johor Namurambe, 19 Des 2012

Emak

by ; Duta - D

ajari aku
untuk tangguh
berdiri dan berlari
dengan doadoamu
sepanjang hari,

(sebab mimpimu semasaku dibuaian belumlah tergenapi)

Palembang, 22 Desember 2012

Halusinasi


Oleh Sri Sudarianti

Angin menggeliat
menerpa
menyapa kaca jendela

Reranting jatuh
satu, dua dedaunan luruh
dan rembulan
tenggelam dalam kolam

Titik air yang jatuh
membuat bundaran bergelombang
dari sela sela bunga teratai
ku dengar denting dawai
merdu
menelusup
mengurai mimpi

Duh...
Masih adakah bunga mimpi..?
merekah laksana musim semi..?
atau telah berlayar bersama sunyi
menuju pantai sepi ?

Selagi rembulan setia temani malam
biarkan sukma melayang
bermimpi tentang dunia yang biru
dimana kita menyatu
bersama menyapu debu

Mataram, 211212

Nyanyian Sandikala (senja terakhir)

by ; Syair Kelana

Mungkin..
Tak seharusnya aku bertanya tentang dirimu lagi
Karena engkau senja itu.!
Yg selalu menghadirkan harap diujung ketidak pastian
Dari musim kemarau
Saat senja begitu sempurna
Sampai Desember yg selalu basah
Hingga menjelang sandikala

Mungkin
Tak seharusnya aku selalu memuja senja
Berharap pelangi membawamu datang menjemput janji
Belantara waktu tlah menjauhkan angan
Sedang purnama selalu dalam kesendirian
Jikapun harus kuakhiri
Dan membiarkan senja apa adanya
Atau memang harus begitu

Kahayan 20122012

Kemerdekaan Sebuah Tanda Tanya

by ; Ady Harboy

dulu ketika kakekku berbicara tentang perang
dia sebut bukan otot tapi akal pikiran licik menggeram
akan lebih mampu untuk mengalahkan meteor jatuh
yang digiring oleh musuh dua kulit berwarna

kini ketika kita membicarakan hal yang sama
si kakek tua hanya menggelengkan kepalanya
dia mengangkat bahunya tanpa kata-kata
kemudian ia terus menerus menggeleng triping

apa itu kolusi tanyanya pada senja basah
apa itu korubsi brondongnya bak mortir tar tar tar
apa itu kroni sedarah setanah air yang membanjir
apa itu antisipasi sejurus kemerdekaan menindas

lama aku berpikir kemudian tak menjawab sepatah kata
lama aku merenung justru akalku miliuner tanda tanya
lama aku terdiam tak dapat mengemudi apa dan mengapa
lama sekali hingga saat ini aku masih bertanya-tanya

kemerdekaan sebuah tanda tanya, merdeka?
siapa bilang kutanya bilang hilang menghilang
bilakah secantik bulan purnama melekuk sungsang
tak terkata pada jawab kubilang merdeka

Johor Namurambe, 19 Desember 2012

Sajak 18 Desember 2012

by ; Jimmy Hollyfield Culxs

Tepat jam 21.15
Aku mengenang dalam sebuah judul
Silam
Engkau Menyaksikan adanya aku dan memandikanku
Kini
Aku menyaksikan batas nafasmu dan memandikanmu

Saat ini Engkau bermukim di alam tunggu
" selamat jalan ibu "

Tonjong-Bumiayu, 19 Desember 2012
Brebes Bagian Selatan

Sajak Rindu

by ; Angel Bintang Parahyangan

Senja tadi aku memungutnya
Sajak rindu di tangga pelangi selepas hujan
Aku mengukir bintang bersama tenggelamnya
Malam pun bercerita, saatnya menjemput impian

Dan angin membelaiku
Lalu aku terbuai dilekuk tubuhnya

Serupa nyanyian, namun terlalu sendu
Bisiknya; tahu kah kamu? " Aku adalah sajak rindu" yang kau pintal dari jejak waktu

Mohail-Asir 18/12/2012

Rombak, Mencari Pandega

by ; Laila Situs

Menyebut ia manusia
Melangkah di gunduk-gunduk serakan dahan
Hembus, menyejuk guyuran
Mengajak diam
Beradu ronta tatapan
Dengan panah langit-langit rana

Anda menyebut manusia,
2 tangan yang berjalan
Selang, berlayang
Menanduku dalam perahu gujarat pandega simpang
Meraungkan pijak
Dengan amuk angin lembayung tinta pion harapan

Anda mengaku juga manusia,
Menyapu aliran desir pandangan
Mengarakku
Masuk menali desir darah hembusan
Di sungai pasangan
Yang merusuk dan menjatuhi pandega
Pencakar jurang hati bertuan

181212

Kidung Walimah

by ; Hening Senja

Berlari mencari bukan sekedar dinanti
Walau mungkin akan penuh dengan duri
Tetapi tak lelah aku menanti
Untuk menemukan satu sisi kepingan hati

Jangan bertanya karena aku tahu engkau meragu
Sedangkan uluran tanganku padamu bukanlah semu
Mungkin aku yang akan terhimpit oleh waktu
Walau mungkin kelak akan berbasuh sembilu

Sayang...
Bukan aku menghitung hari
Dan bukan aku meminta masa
Tetapi waktu yang mengejarku dalam jurang

Aku menghimpun doa bukan ratapan
Aku mencoba merangkai mimpi bukan semusim
Tapi aku akan tersapu seperti pasir yang tersimpan
Jika tak bisa aku mendulang detik dan menjadi karam

Sayang...
Kemarilah dengan segera dan lihat ditanganku
Ini bukan sulap atau trik menghidang
Tetapi sebentuk noktah yang masih tawar dalam beku

Aku merayu langit dan mengemis pada bumi
Agar jarak yang menjulang dan berlipat
Hingga asa dapat bersatu dalam titik temu yang tersemat
Karena jam pasir kian menipis hingga terkikis tanpa sisi

Sayang...
Kemarilah dengan segera agar semua bukan sekedar bayang
Dan segeralah mendekat lebih dekat
Hingga tiada jedah yang akan menjadi sekat

Dan kemarilah dengan segera karena aku tahu engkau cinta
Bukan sekedar temu rindu yang merindang bertamu tanpa kalimah
Tetapi sambut lembut yang bernoktah pada dinding jiwa
Dan aku pun menunggumu pada titian menuju kidung walimah
2012

Mahabbah Iftitah

by ; Awan BVitara

Ku rasa ada ruang di hati
yang masih terisi sepi
Ingin mencurah kasih ini
Biar mengalir tanpa henti
Diam menyendiri bukan paksaan
Tapi ada penjara menyekat
Seakan terkurung segala hinggap yang kaku
Di sudut liar pandangku
Hilang arah pandang dalam tujuan ku

Entah bila saat ketika
Menanti dia kunjung tiba
Tempatku mengadu berkongsi kisah
Melenyap resah dan gundah
Dia yang buatku tersenyum
Layu bunga kembali menguntum
Dia yang buatku tersenyum
Sayang dan rindu bercantum

Diakah wajah yang mengusik?
Diakah dia yang hadir
Dengan sekuntum senyumnya
Penjara hatiku terbuka kerananya.
2012

Rindu Berlangit Jingga

by ; Syair Pelangi Nyt

Diantara gemuruh ombak samudra menderu
bersautan siulan camar memenuhi angkasa...

Langit memerah jingga
cerah hari
semerah semangat menanti kekasih nan tak pernah lekang...

Bayang berkelebat...

Suara terngiang...

Rindu,
Menghentak tak peduli
beriak riuh
memenuhi sukma...

Nyanyian hati
masih bersenandung
seakan keindahan elok pelangi
masih iringi asa...

Masih disini kasih
menatap luas cakrawala
berlangit jingga
kau tak terganti pujaan...

Sabar merenta hari
menyeruak segala kasih
sapa mu kan mengiringi
langkah ku
hiasi hari di segala sajak...

( SPN 12 2012 )

Aku Bukan

by ; Agus Chaeruddin

Berjejal masalah memenuhi ruang pikirku
berdesak penuh sesak
sarat dengan muatan
sanggupkah aku memecahkan satu persatu agar menjadi ringan beban hidup yang ada di pundakku

Karena aku bukan Presiden yang masalahnya dapat dibagi-bagi kepada para menteri
dan bukan seorang Raja yang punya seorang penasehat
untuk merencanakan
kelangsungan hidupnya kedepan

Aku hanyalah seorang hamba sahaya yang harus kuat menahan derita hidup yang silih berganti mengoyak raga dan keimananku
dan aku harus menata hidupku sendiri untuk menjadi lebih baik dan bermartabat

Karena aku bukan manusia manja segala yang diinginkan harus ada di depan mata
dan bukan seorang pengemis yang hanya meminta belas kasih dari orang lain untuk sesuap nasi di hari ini

Dengan penderitaan, pengorbanan, perjuangan dan do'a
ku di tempa dan di asah hidupku menjadi kilau sebilah pedang yang tajam terhunus agar dapat mengatasi rintangan semak belukar kehidupan bersama Tuhanku . . . .

(AC141212) 09:51WIB KUTABARU-TANGERANG BANTEN

Sewaktu-waktu

by ; Karang Lautan

Aku bukan makhluk sewaktu-waktu
denganmu kusayangi tanpa sewaktu-waktu
sebab denganmu tak kuucapkan kata cukup
cintaku padamu bukan untuk sewaktu-waktu

yang muncul di panggung pentas dadakan sesaat
yang mengemis suara seperti petualang di musim pilkada
yang jadi tiba simpatik karena ambisi merenggut hati pemirsa
yang terlupakan kala ruang pengantin telah mengharum bunga

kita sudah sama-sama tahu
cinta kita melampui musim
entah panas,, entah dingin
entah terang,, entah kabut

bergulir kian semu
dibawah langit berkelana
membiru, kau~aku menyatu
biar cinta mengatasi sewaktu-waktu

namun cinta kita bukan sewaktu-waktu
yang cuma mengelus-elus urat birahi
untuk secepat-cepat setubuhi puisi
sewaktu-waktu kan bersambung.
.
.
.
...[Embu Tara RatuLoly]

Tak Berbatas

by ; Denting Kemuning

bila kau tanya
seperti apa rasanya
saling mengenal
tapi berjarak

hati
tak berbatas
menyusup indah
diantara sebuah
ruang
yang memberikan
impian impiris
seperti nyata
tapi tak terjamah

Sby 29082011

Dalam Kegelapan



Oleh: Nunung Noor El Niel

haruskah kututup kedua mataku
untuk terus melangkah di jalan yang gelap
tertatih-tatih menyusuri setiap impian
tanpa kau lagi di sampingku
sebagai penuntun seluruh harapanku

haruskah aku membutakan mataku
di antara cahaya yang terang
dan melangkah di tengah ketidak perdulian
hanya untuk meraih seberkas impian
di ujung kenyataan yang belum tergenggam

seringkali aku terjatuh, seringkali aku terjaga
seringkali aku menemukan diriku
terhempas dari sebuah impian yang belum selesai
tentang sekuntum bunga yang belum merekah
tapi layu sebelum waktunya tiba
aku mencoba menyentuh bunga itu
tapi kelopaknya berlepasan
hingga duri yang terpetik olehku

tapi siapa yang perduli ketika aku terluka?
aku hanya dapat mengerang dalam diam
dan mengalirkan seluruh tetes darahku
pada setiap baris puisi tanpa aku perduli
sejauh mana kau memahami setiap desah
dari setiap makna yang terlontar

dan aku tetap di sini dengan mata tertutup
di sudut paling gelap tempatku bersemayam
dalam keheningan…


Dps16122012/ilustrasi:na/nng-318


Hawai

by ; Lintang

Puisikan saja
kota sedamai rinduku
pada wajah malam melintang
di bibir langit
aku berpagut pandang

menunggu hujan mereda
jeda masa terhitung sehasta
sekat mimpi serupa kerjap mata
yah,,,hanya sekejap memejam lara

tak usah risau akan gelap
ianya kan bercerita sebaik penjaga hati
semurni gerimis mengembun rimbun dedaun
bening menitis cahaya mata
sang pecinta semesta
2012

Senja Ini

by ; Syair Kelana

Rumah betang masih lengang
Tempat ku menanti hadirmu
Patung sapundu tetap membisu
Seperti senja ini..
Anak2 berlarian memutari sandung
Kadang mereka bertanya tentang dirimu
Ku hanya terdiam..
Memandangi sudut pelabuhan barangkali kau datang
Hanya sepi..
Seperti senja senja kemarin
Terkurung dalam kebisuan
Menunggu dalam kelu
Senja ini..
Kau tak datang lagi

Lorong senja di Mambuhan
Bariro selatan 16122012

Sabtu, 15 Desember 2012

Sajak Lentera Malam


oleh ; Rita Sadino rsd & Bang Ray

adalah malam dengan lentera
yang menerangi kesunyian
menawarkan kita pada keheningan paling diam
sayup-sayup dendang kau mainkan
untuk kita memberi ruang
pada kenangan yang menawan

engkau tahu
takkan mampu biaskan wajah-wajah
dirundung kelam
sebab kenangan tak pernah lekang

membagi rindu di antara dua hati
aku dan engkau mengayuh langkah diri
hingga tiba waktunya nanti
kita tanggalkan beban di pundak malam ini

15/12/2012

Mengulang Waktu Di Bawah Purnama

by ; Dgkumarsana Kum

Aku melahirkan anak yang memajang bulan tepat pada purnama ke sepuluh
Maka berakhirlah aku sebagai perempuan pengganti malam menyetubuhi waktu waktumu yang kosong serupa sebuah sebutan menanggalkan hari hari jahanam
Sisakan satu nama buatnya, tangisnya demikian kuat membelah langit dan masih ada tempat bagi suara bayi
Aku melahirkan kegaiban yang pernah kau sarangkan tepat pada dada yang retak
Pada rahim mengoyak
Hingga menandai tangisnya purnama tak henti menghamburkan cahaya ke segenap pelosok
Sinarnya demikian sempurna
Setiap malam aku berdiri di bawahnya, cahaya dalam kegelapan mata mengubah bulan persis
Menandai hari hariku yang pernah kosong
Setiap malam aku menatap bulan dan menanti tepat pada purnama ke sepuluh
Mengakhiri hari hariku yang mulai mengembang
Aku melahirkan anak yang memajang angin menggiring bulan melewati batas cahaya yang belum tersentuh menjadikan tanah tanah subur, menggiring cahaya hingga sampai pada kegelapan yang tak tergapai garis edarnya, menjamu dalam hidangan yang biasanya terlewatkan pada angka angka kalender buram termakan usia :
demikian cepat hari berganti
Hingga berulang ulang melahirkan pada purnama yang sama
Mengulang waktu di bawah hujan cahaya
 
2012

Kelopak Bunga


by ; R. Hadi  Isdi Hartana

Betapa sanjungan
tiada henti terserukan
nama harum dan keindahan
walau hati dengki tetap terbayang...!

Jangan bangga
musim gugur hampir tiba
bila terlepas segala pegangan
jatuh tercampak jadilah sampah....!

Melayang rasa
tinggalkan puncak mahkota
terenggut angin penuh kuasa
sangat terasa betapa harga tiada tersisa....!




Kalbar,15/12/2012

Mengenggam Bulan

by ; Saving MyHearts

Ingin kuperangkap jejak-jejakmu
kubawa lari menari dalam bayangan bulan
bersama kita kejar sinaran saktinya
hingga pagi menjejak kaki langit
dan seri hari kembali mengambang setiap jalan

Ketika ngantukku datang menyelimuti diri
dalam gulungan rindu aku tersimpuh lesu
jutaan mimpi hadir menggoda benak
lalu membentuk sebongkah cinta
selayak mahu kumuntah segala isi dada
harapku jelajah di tapak semaian
menuai segenap harapan

Kala hujan tetiba turun mengguyur bumi
seakan tuntas satu persatu impian
kembali meguak dedaun masa
kau dan aku seperti kemabukan malam
dalam genggaman bulan
bukan inspirasi lagi
semua siap tersaji

Vir.ria_dSpura
Sabtu 081212

Lalu Kutinggalkan Reni

by ; Ren Ren Gumanti
 
Sayang,kau kini sayangku
Bukan lagi Reni..
Aku tak perlu mencintai Reni karena cintamu sudah cukup untuk aku bertahan dari beratnya meninggalkan Reni
Aku tak perlu mencari Reni untuk sekedar menatap matanya yang teduh
Atau menikmati manis senyumnya yang mengurai kerinduan
karena wajahmu seperti wajah Reni,bahkan lebih cantik lagi dari Reni
Kau senyata nyatanya perempuanku yang kutemukan di ujung liku
Ketika duri dan kerikil menghalangi jalan cintaku untuk membawa Reni
Kau punya jemari yang benar benar bisa menggenggam jemariku saat pilu dan takut menyerbu
Bukan sekedar kata kata suci yang dikutip dari kitab dan wahyu
Bukan ketakutan ketakutan akan dosa yang terpancar dari mata Reni ketika aku bergejolak
Kau Malaikat entah iblis aku tak tahu
Namun hadirmu memalingkan aku dari Reni yang ingin kurengkuh
Membisikkan kegembiraan yang kutabuh di atas air mata Reni
Menyisipkan rasa sakit yang benar benar tajam dan mengasyikkan di hatiku
Kau menjelma menjadi bayang hitam serupa Reni yang kugauli berhari hari
kau bukan Reni,tapi Reni
Yang aku ciptakan dan rasakan menjadi Reni
Sayangku,
kau tak perlu risau,
Engkau sekarang Reniku
Yang aku ciptakan di ujung ilusiku sendiri
Tak ada yang perlu kau risaukan selama kau bertahan menjelma Reni
Kau akan tetap berada disini,bersamaku mengecap tiap putik dan madu
Hingga senja membawa kita pada peraduan terakhir
Tanpa reni

( Lalu sekuntum senyum terbit di bibirmu,serupa senyum Reni,aku menikmatinya sambil berharap Reni dihadapanku berganti dengan Reniku yang dulu)

2012

Katakan

by ; Rizky Trie Dv

Katakan pada rindu itu,agar tak merindui kekasihku
seperti semburat senja yang terpasung awan di ujung barat
aku tak peduli...

Katakan pada rindu itu,padamkan api cemburu
selayaknya menggenggam bara di bukit salju
jangan cemaskan,
biarlah rindu menumpahkan kekesalannya pada lembaran buku

Dan katakan ;
Aku tak tahu

R'3'A-(15-12'12) 18:17 Hkg

Yang Telah Lama

by ; Karang Lautan

Perempuan itu di bukit karang
membayang rindu dari rahim malam
melibas badai yang menghalau cahaya
cintanya menggulung di lautan nurani

mendesir-desir ke sekujur tubuhnya
mengalirkan rinai dalam kesunyian
ouhhh rindu menyeruak tak tertahan
katakan saja hatimu lewat puisi

cepat..
cepatlah melandas di atas cadas
yang telah lama terjamah waktu
atau tunggu percintaan berakhir

yang telah bunting menanti pagi
dan embun melahirkan basah
pada puting menjunjung asa
semuanya pasti berpulang
.
.
.
...P A S T I...[E.T.R.L]
 
2012

Pohon Depan Rumahku

by ; Dgkumarsana Kum

Pohon depan rumahku daun daun yang memanggil melambai
Jendela tanpa kaca

Pohon depan rumahku daun daun yang selalu rajin menyapa
Pada setiap tamu yang datang membawakan cerita
Tidak pagi tidak siang tidak malam
Tidak hujan tidak terik di waktu kemarau yang pernah hilang
Selalu datang membawakan kembang sekeranjang untuk di tanam di halaman depan

Pohon depan rumahku daun daun yang tak pernah menguning
Saling bertegur sapa merencanakan perjalanan esok hari
Sembari mendengar suara nenek seakan melambai seperti dedaunan yang selalu hijau
Depan rumahku teduh berkata, “jangan terlalu jauh merantau”
Kudengar suara nenek mendinginkan angan yang lama terpendam
Hanya sebentar saja nek
Jangan, ujarnya pula
Siapa yang akan merawat pohon pohon rumah
Akan kubawa pohon itu serta ke tanah seberang
Dan tepat pada putaran purnama ketujuh benih itu mengembang sebagai dedaunan mati

Pohon depan rumahku daun daun yang mulai meninggalkan kehidupan
Menguning dan tak terawat
Seperti batu nisan membenam kematian tak memberi sapa
Dan nenek sudah tidak terbatuk batuk menggigit daun sirih
Tak terlihat di balik jendela
Tanpa kaca

Pohon depan rumahku daun daun yang mulai membakar riwayat
Tak serupa lambaian kedamaian menyambutku di kejauhan
Ribuan jarak yang panjang mengukur usia yang kian mudah dimakan waktu

Pohon depan rumahku daun daun tanpa kaca
Pintu tanpa terali
Derit daunnya tak pernah menyapa
Kapan engkau pulang
Nenek melepas uban yang bertemali di atas usiamu

Pohon depan rumahku daun daun yang memanggil melambai
Jendela tanpa kaca
Pintu tak bertulang
Daunnya mengaca
Tak memberi salam

Pojok Panjer 1984

Peti Kaca

by ; Denting Kemuning

simpan gairahmu
dalam peti kaca
bila kau ingin,
lihatlah dari baliknya
pendar_pendar
yang cantik meletup letup
cepat kau palingkan
agar didih tubuhmu
tak menggelepar

Sby, 14122012

Gadis Matahari

by ; Jimmy Hollyfield Culxs

seperti kincir terus berputar
keringatmu terlalu kekal
untuk menyalakan nafas perkotaan
tengadah pada Tuhan
untuk menghadapi serbuan-serbuan lelah
saat matahari menatap bumi

gadis matahari
pulang sebagai jembatan
kewajibannya melulur sosok
hidup dari ingatan, pikiran gemintang
sabar dari sajadah senyuman
mengarung segala dera

duniamu gemerlap cahaya
melintas sungai-sungai bening
perkotaan menjadi riang
tercipta olehmu gadis matahari
namun
semua akan hilang
tanpa jiwa
tanpa tanda
jika nafasmu tak berbau cinta

maknai kesucian suci
akan keberadaan cinta adalah bara semangat
mengarahkan panda menuju impian

Jakarta, 141212
Design By Jimmy HC
untukmu dinda Ay

Membatik Sunyi

by ; Awan BVitara

Ketika membatik sunyi
dengan cantingan sajak
aku melukis corak kasih dari warna-warna yang kau pilih
di atas sehelai sutra cinta sulaman emas yang kau titipkan
cintaku dikejar waktu
yang terpacu menjadi salju di qalbumu
yang terbeku menjadi rindu di qalbuku
 
2012

Batas Rindu

by ; Angel Bintang Parahyangan

Mendayu, sendunya bisik malam ini
Bintang tak bersinar seperti malam sebelumnya, rembulan terpasung dalam tarikh.

Ritme gemericik hujan menambah kesunyian semakin mencekam,
Di nadi mendesir darah resah, mendesah

Gelisah membelenggu jiwa-jiwa yang kerinduan.

Dibatas sunyi, semilir angin berhembus menerbangkan angan kedalam mimpi

Rindu terpasung waktu
Musim terus berganti, tiada meredup
Masih teredam dalam kerinduan tiada batas

Penghujung fajar secercah harap beri pelukan hangat dan senyum semangat.

Abha 12/12/2012

Desember 2012

by ; Gito Waluyo

menyusuri petakpetak kotamu
aku hilang dalam kebisingan
aku menjelama debu
mungkin juga asap beracun
dan ketika aku menemuimu
kau sudah tak mengenalku
aku begitu asing bagimu
mungkin, karena aku tak lagi berwajah
seperti dulu
tapi aku begitu hafal akan wajahmu
meskipun wajahmu
berbalut berlapislapis kosmetik
aku masih begitu mengenal
setuap lekuk tubuhmu
aku begitu hafal wangi
tubuhmu yang sebanarnya
parfum yang kau kenakan
tak akan mengilangkan
wangimu yang sesungguhnya
kotamu kian menderu
aku makin hilang
dan kau terus bergegas melaju
melupakan jejak
 
2012

Hapuslah Aku

by ; Agus Chaeruddin

Titania . . .
rinduku sudah menjadi serbuk debu tak berarti
yang akan lenyap terhembus dengus nafasmu

Berjuta harap pernah ku untai di tiap detik gerakmu lalu ku patri di bingkai hatimu
agar denyut jantungku seirama dengan derit pintu yang kau buka dan tutup untuk menyambut dan menghantarku

Kau beri aku aroma mawar namun mengapa durinya kau tusuk jua dihatiku
lalu kau sembunyi dan berlalu pergi tanpa tinggalkan jejak untuk kucari keberadaanmu

Kau tebar kabut di pandang mataku
agar kau tak tampak sedang mengintaiku
namun rinduku menutupi akal sehatku hingga kesempurnaan begitu kental melumuri dirimu

Inikah caramu menguji kesetiaanku ?
Atau kau hanya ingin bercanda dengan ombak putih yang bergulung kepantai lalu kau berlari menghindar dari basah dan rasa asinnya ?

Titania . . .
hapuslah namaku dan diriku dari niat burukmu yang kau rencanakan
karena aku bisa segarang dan sebuas harimau
auuuummm. . . .

(AC071212) 22:43WIB KUTABARU-TANGERANG BANTEN

Bulan, Bulan Desember

by ; Sri Sudarianti

Kukecup rembulan seusai rintis
Kukulum gerimis terasa manis

Lalu awan
sembunyikan bulan
Lalu sunyi
menelingkup sepi
Lalu kelam
teranyam
Pada pucuk-pucuk malam

Mataram, 121212

Fragmen

by ; Anjani Ratna Palupi

setan yang bersarang
di mata dan otak ku
bergegas pulang
menikam siang panas

:cepat!
gertaknya

sejenak
warna serupa kelam
melampis serupa tabir
di depan
mendekap

aku tersenyum
kecut
:tidak
kataku pelan

Tgrg 111212

Perahu Kertas

by ; Denting Kemuning

sudah 4 bulan lebih
perahu kertas itu
terayun
mengikuti derasnya ombak

guncangan
sempat merobek
sedikit layarnya
tapi perahu kertas itu tetap melaju
walo lajunya sudah melemah

akan kah ada
tempat dermaga
untuk memperbaiki nya

duhai sang dewa
angin
berikanlah hembusanmu
agar laju perahu kertas itu
tetap kuat
mengarungi samudra luas

Sby,10122012

Aku Mengajakmu Pergi

by ; Susmi Hartini

Aku mengajakmu pergi
Mencari ruang berbincang tentang badai negeri ini
Bawalah pensil anakmu
tuliskan skema
Atau sekedar peta tempat sembunyi
juga bawalah kanvas
dari ujung lemari yang lupa kau buka
Kita gambar negeri jauh dari api
di sana jauh dari caci maki

Bawalah pergi
Sebentuk pelangi dari rimba euvoria
Atau sepatu bola dari para garuda
Kita jadikan juara
Di negeri para dewa

Tak perlu mencari selebriti
Karena mereka juga politisi

Bawalah pergi
kaset para nabi
untuk diterjemhkan di rumah santri
karena disanalah tempat diskusi yang abadi

purwokerto, desember 2012

Membaca Bunga

by ; Tarni Kasanpawiro

Lihatlah bunga
Secantik dan seindah apapun dia
Seiring berjalannya waktu kan layu dimakan usia
Keriput mengering dan hilang keindahannya
Satu per satu kelopaknya kan jatuh ke tanah
Hanya bungabunga tertentu yang masih tinggalkan aroma

Jadilah bunga anggrek yang langka
Kendati tumbuh di tengah hutan tanpa perawatan
Dia bisa suguhkan keindahan yang menawan
Banyak dicari orang karena mampu bertahan
Di derasnya arus gelombang kehidupan
Butuh sebuah perjuangan untuk mendapatkan
Dia juga mampu bertahan lama dalam keindahan

10 Desember 2012 Bekasi

Senja Bukan Milik Kita Lagi

by ; Syair Kelana

Cerita tlah berganti
Tak perlu kau tunggu pelangi
Cukup warna jingga
Biarkan pudar di remang petang

Celoteh anak kita
Kelak akan menemui jawaban
Entah senja keberapa
Kabarkan tentang kisah lalu

Atau kau buat kepastian
Tentang seorang ibu
Yg tetap suci di mata anak nya
Karna syurga di telapak kakimu

Barito selatan 08122012

Arus

by ; Laila Situs

Desir berselaput biru
Menyapaku tepat di bawah setengah bulanan sapu
Menyapa dengan belai-belai intipan senyummu
Menyejuk dengan poles-poles cat biru emasnya beku

Arus,
Bentuk desirmu memutih
Dengan kepak-kepak lembut
Semakin mendekat,
Benar semakin arus

Sejengkal demi sejengkalmu menundukkanku
Menjajarkan dengan segaran manyar madu
Menerik perlahan, bersama:
Hujanan mentari yag rindang di tengah-tengah pandangku, dengar terbangun
Memahkotai atap-atap nara panjang beleberan bunga-bunga rayu
Sejenak,
Jengkal demi jengkalmu menunduk
Merayu arus
Menjajar arus
Arus dalam arus bius.

#illa-08/12.12

Sabtu, 08 Desember 2012

Terakhir (Saatnya Aku Mulai Melupakanmu)

by ; Anjani Ratna Palupi

jarakmu yang engkau buat
sudah semakin menjauh
ufuk depaku tak sampai
ribuan kilo menjadi petaka
yang terasa sampah di mataku
dimana telah aku pahat lautan menjadi kerinduan
yang terdalam
kini, aku bakar menjadi abu-
abu yang hilang
oleh angin purba

kau janjikan rasa manis
kita kupas dengan embun
yang menetes di kala shubuh
dengan kembang-kembang
para, tahukah kamu ?
pada parasmu yang memudar, pada bayangmu yang
menghilang
rasa manis itu mengorek
lukaku
begitu sakit

bunga-bunga firdaus
puisi-puisi rembulan
angur dan kidung malam
dulu, menjadi ritual rindu yang
paling abadi
sekarang, aku serapahkan semua, padamu laki-laki
khabarmu terpenjera di ruang
batin penungguanku

kembali
menyulam sepi
kembali
air mata menjadi oase
kembali
langit dan matahari terasa asing mangawasiku
kembali
bayanganku sendiri tak aku
kenali

dan malam ini,
Tuhan
menjelma menjadi perjaka
yang tampan

Tgrg 71212

A Matter Of Time

by ; Juminten Grimis Rindu Rindu
A MATTER OF TIME
it is only a matter of time
pull up the boots
adjusting the tank top
buckle up the limits
wiping away the hems
fake whines, plastic flower
dusty roads, glaring sneer
a bundle of stolen hearts
they lose tracks
off you go
the train whistles


MASALAH WAKTU
ini hanya masalah waktu
tarik sepatu tinggi
selaraskan tutupan atas
ikatkan batas-batas
mengibas lipatan-lipatan jahit
lenguhan-lenguhan palsu, bunga plastik
jalan-jalan berdebu, seringai menyilau
sekantung hati curian
mereka kehilangan jejak
engkau pun berlalu
keretaapi bersiul

~rinaisenandungrindu/matteroftime/masalahwaktu/trancemomentsseries/chakradpsbali/banyuning/dec2012/

Bayangan Malam

by ; Saving MyHeart

Kita dan malam
membentang seribu sketsa
melakar suka dan bahagia
melitari buana
ingin redup berpayung rimbun kasih-Nya

Seperti malam ingin bersuara
menjerit rasa demi rasa
dalam kepekatan gulita
sembunyikan wajah derita dan punah
ada malu menggigit pedih

Seiring nada malam berirama sendu nan syahdu
bayang pun terpantul muram
bermain di mata cinta
persoalan menghambur kata
memujuk jiwa lara bertubi tanya
Ada apa dan kenapa dengan diri?

Seberani malam menguak dada
melontar kisah seusia kita
selalu ada kejutan merengut dalam
saat itu diam ingin merasuk menempatkan luhur hati
menjadikan kita sebati sebagai manusiawi
ketar kedua tangan terus merapat
mengemis doa-doa agar diijabi

Ah! sungguh munafik
diisorak malam terlalu perit jeritan batin
setelah siang menangkis badai taufan
menodai titisan airmata
balutan sayu kesal lantaran tandusnya rohani
dalam menghubung kasih
kembali di sunyi hati
meluncur mencari kompas hidup

Sepatung diri bangkit
bagai ruh pulang ke jasad
mempompa darah agar kuat
lembar demi lembar suci menjadi isian
alir-mengalir berdenyut nadi
namun hanya tinggal sedetik masa

Sebentar lagi malam menutup kisah kita
siang kembali mengembun
dan sinar suria beringsut timbul
kekal setitis embun itu hanya sekejap

Akankah meresap daun hati?
sering yang terjawab
adalah nurani gerun pada mati
diratap penantian dalam perpisahan

vir.ria _dSpura
Dis 08 2012

Hapuslah Aku

by ; Agus Chaeruddin

Titania . . .
rinduku sudah menjadi serbuk debu tak berarti
yang akan lenyap terhembus dengus nafasmu

Berjuta harap pernah ku untai di tiap detik gerakmu lalu ku patri di bingkai hatimu
agar denyut jantungku seirama dengan derit pintu yang kau buka dan tutup untuk menyambut dan menghantarku

Kau beri aku aroma mawar namun mengapa durinya kau tusuk jua dihatiku
lalu kau sembunyi dan berlalu pergi tanpa tinggalkan jejak untuk kucari keberadaanmu

Kau tebar kabut di pandang mataku
agar kau tak tampak sedang mengintaiku
namun rinduku menutupi akal sehatku hingga kesempurnaan begitu kental melumuri dirimu

Inikah caramu menguji kesetiaanku ?
Atau kau hanya ingin bercanda dengan ombak putih yang bergulung kepantai lalu kau berlari menghindar dari basah dan rasa asinnya ?

Titania . . .
hapuslah namaku dan diriku dari niat burukmu yang kau rencanakan
karena aku bisa segarang dan sebuas harimau
auuuummm. . . .

(AC071212) 22:43WIB KUTABARU-TANGERANG BANTEN

Hujan


Oleh Sri Sudarianti

Kilat menyambar
halilintar menggelegar
air seakan ditumpahkan dari langit
Jumat yang penuh dengan curah hujan

Angin semakin kencang
pepohonan meliuk dengan garang
jalanan sepi
gang-gang jadi sunyi

Kemana perginya kanak-kanak dengan dada telanjang?
yang biasanya berkejaran dibawah curah hujan?
kemana berlalunya kendaraan?
yang biasanya hilir mudik dengan aneka tujuan?

Ataukah kita dalam kecemasan..?
bersembunyi dalam rumah yang kita kira aman?

Duh, Tuhan
hanya dengan tanda-Mu saja aku sudah ketakutan
hanya dengan guruh-Mu saja aku gemetaran
lantas bagaimana dengan Amarah-Mu Tuhan...??

Berdiri aku
terpaku
tergugu
pada Kebesaran-Mu yang melingkupiku

Mataram, Jumat 071212

Kemana Pergimu Tuan?

by ; Rizky Try Dv

Sedari kemarin
bahkan tadi pagi
tak ku temui sekelebat bayang
tentangmu
yang mereka-mereka anggap Tuan

Hingga kini
beburung pun tak ada yang berceloteh tentangmu,Tuan
seakan kita-kita ini lelah menunggu janjimu

Memikirkanmu
seolah waktu yang terbuang sia-sia
bak menanti pohon kurma berbuah di pulau jawa
tidaklah Tuan...
lebih baik membuang janjimu
kita mengenyam sesuap nasi juga bukan karna kedudukanmu

Negriku tak ber'Tuan'...

R'3'A-08-12-2012 Hkg..

Jejak

by ; Bintang Penyendiri

Menikmati perjalanan puisiku
hingga tak terasa
hitam manis pergi
tuhan 11 cm pun tinggalkan abu sunyi.

8 Desember 2012
Bandung.

Cinta Kita

by ; Angel Bintang Parahyangan

Rindumu menderu serupa ombak di lautan
melarungkan rasa hingga melintasi jazirah sahara
lalu kujadikan do'a mewangi disela kuntum bunga sorgaloka
untuk kita nikmati hingga dipenghujung usia

Abha-Palembang, 7 Desember 2012

Hanya Engkau!

by ; Ady Harboy

hanya engkau
yang paling berharga
hanya engkau
yang sungguh mulya
hanya engkau
yang pasti berkata
hanya engkau
tak ada dua
tiga dan seterusnya
hanya engkau
tak ada tandingannya
hanya engkau
hanya engkau
hanya engkau
TUHAN
PENCIPTA
SEKALIAN
ALAM
DAN
SEGENAP
ISINYA.

(20januari2012)

Aku Tersesat

by ; Kahayu Larasati

Di kepekatan gelap aku terjaga
Tak terlihat setitikpun cahaya
Aku buta

Tak tersentuh apa-apa
Saat kuulur tangan tuk meraba
Aku sendiri di ruang sepi tanpa tepi
Terkucil sendiri

Entah telah berapa kali
Terjagaku dalam kesesatan
Tak tau jalan kembali
Jiwa dan raga berseteru
Dalam perang dilema

Dimana arah, kemana langkah
Agar tak sesat atma
Dalam pekat jelaga
Aku lelah berkelana

Chia Yi Hsien, 6 Desember 2012

Sajak Seorang Tunanetra

by ; Zie Sastragudarabramanta

ibu, beritahulah aku bagaimana bentuk rembulan
orang-orang sering menghadiahiku keindahannya
juga bagaimana bintang benderang, ingin kumelihatnya
apakah memang bumi ini gelap bu
atau hanya aku saja yang berada dalam kegelapan
menuliskan sejuta pertanyaan pada satu warna

ibu, selama ini hanya kuraba wajahmu yang lembut
tapi mengapa selalu ada basah di telapakku
padahal kau tersenyum, menghiburku selalu

ibu, bisakah aku meminta sesuatu padamu
ingin sekali kuberjalan tanpa tongkat itu
biarkan angin mengarahkan langkahku
tak apa jika batu kan menghalangi kaki

ibu, aku tak pernah marah, mempermasalahkan tiap sandung kaki
atau melemparkan cacian karena tak bisa berlari
ibu, aku tak pernah memprotes Tuhan tentang ketidakadilan
atau menuntut-Nya karena tidak memberiku warna lainnya
tidak, bu.

ibu, peganglah tanganku, untuk menuruni tangga hati
di dasarnya telah tersimpan keikhlasan paling dalam
dan kau yang tahu, di belahan mana harus kucari

ibu, seorang teman pernah berkata padaku
bahwa engkau adalah wanita tercantik yang pernah dilihatnya
untuk itu kumohon bu, jangan lagi ada basah di telapakku
karena aku memang sudah takkan lagi meraba wajahmu
kegelapanku sudah berakhir bu, sudah tak perlu tongkat lagi
di sini, sudah ada malaikat yang menjagaku
dan doamu, selalu kuterima di setiap waktu

ibu, setiap pesan yang kau berikan itu
masih kuingat bu. selalu. akan dan tetap
di sini aku bias melihat, ada cahaya dan banyak warna
kami sedang menunggu bu, aku menunggumu
doa-doaku adalah wajah dan senyummu
Tuhan sudah berbaik hati padaku
sudah disiapkannya tempat untukmu di sini

jangan menangis lagi
aku sudah melihatmu
bu, ternyata rembulan tak begitu indah
jika disandingkan dengan wajahmu
dan senyummu yang menjadi sarapanku
membuat bintang malu untuk bersinar

bu, jagalah dirimu
kan kuberi kau sejuta warna
yang tak pernah bisa
diberikan pelangi pada bumi
dan tak pernah ada di kelopak bunga
yang kita petik setiap pagi

Bandung, 05 Desember 2012

Hujan Sore Ini

by ; Hasan Buche

Bagai teriakan kaum buruh
Menuntut kenaikan upah
Dan pencabutan sistem outsourching
Atau jerit kaum pinggiran
Yang rumah dan lahan garapannya tergusur
Hujan sore ini bergemuruh
Menghayutkan dan menyedotku masuki terowongan waktu
Dimana aku dan teman-teman berlarian;
Berkejaran di tanah lapang dan pelataran rumah
Sambil tertawa-tawa dan berteriak-teriak suka
Meski suara lenyap ditilap angin dan gemericik air
Yang tumpah dari langit dan jutaan anak panahnya menghunjam kulit bumi
Hingga air kemerahan muncrat menggelitiki tapak kaki
Menggerakan kaki berloncatan saling siram
Ah, aku masih mendengar suara-suara canda yang renyah
Meningkah harmoni simponi yang tercipta
Di kenanganku hujan
Adalah keberkahan
Adalah kebahagiaan
Adalah arena outbound

Huh,
Hujan sore ini begitu mencekam
Di depanku banjir membenam jenazah dan rumah-rumah
Longsong mengubur semua
Sampah berjejal-jejal menyumbat saluran
Epidemi meneror warga

Hujan sore ini
Mengernyit dahiku.

Tangerang, 061212

Teruntuk Sang Penyair

by ; Awan Bvitara

Penyair itu memasuki hutan kata
menyusuri diksi demi diksi
dari puisi ke puisi
sepanjang kembara itu dia memikul
akalnya, imaginasinya dan peribadinya.
di hutan tebal yang dirimbuni kata,
dia melepaskan akalnya
merangkak di atas akar imaginasi
mengumpul makna dan rentak.
di hutan tebal-gelap itu,
kata-kata berguguran di dalam dirinya
kata-kata dari pohon peribadinya.

penyair itu memasuki kamus hidup
mencari makna demi makna
dari lembaran perisitiwa yang dilaluinya.
di dalam kamus itu tiada kata-kata
yang menghalang perburuannya
atau memperkecilkan penemuannya.
pada lembaran tebal kamus hidupnya,
dia melanggar sempadan
yang membataskan kebiasaan
bertutur, berbahasa dan berfikir;
dia melonggarkan gari
yang mengikat kebebasan.

penyair itu memasuki hutan kata
semau-maunya
 
Desember 2012

Musnah Satu Harapan

by ; Jimmy Hollyfield Culxs

Dinding-dinding waktu menggigil
Saat terlucuti serbuan rasa cemeti
Memanjang pada wajahku kian pasi
Diantara tikaman nikmatNYA
Yang tak pernah mengajakku bermain
Ke tempat dimana riangku hangus

Dingin tubuhku
Menjadi reruntuhan narasi
Dan skema ingatan membeku
Kabur bersama harapan lalu

Di ambang datar mengarah bintang
" Suaraku kini tak berbentuk "
 
Desember 2012

Sumbu Cinta

by ; Agus Chaeruddin

Jangan sangka aku tak perduli pada lentera cinta yang kunyalakan untukmu
pada akar sumbunya slalu kugenangi do'a-do'a agar api cinta terus menyala tak tergoyahkan hembus angin yang senantiasa siap memadamkan pijar terangnya

Jangan kau biarkan aku menanggung dera derita sendirian
kekuatan cinta ini adalah tanggung jawab kita berdua
untuk meniti jalan menuju ridho Nya
Tak inginkah kau bertemu diriku kembali
dikehidupan yang baru setelah kematian menghidupkan jasad kita diakhir masa ?

Tanyalah pada hatimu . . . .

(AC021212) 13:14WIB KUTABARU-TANGERANG BANTEN

Senja Di Tepi Kahayan

by ; Syair Kelana

Burung2 hinggap di dahan senja
Gemulai tarian angin membelai tepian sungai
Lanting2 terdiam di remang petang
Senja ini hampir tenggelam
Seperti sebuah penantian yg berujung murung

Denting merdu alunan "Karungut"
Mencoba mengusir gelisah jiwa sang perawan
Menanti kembara menjemput janji
Tlah di hampar pelaminan maghligai
Dingin tak tersentuh..

Seperti senja sandikala..
Uraian air mata basahi kedalaman sukma
Menutup pintu dan jendela mimpi "rumah betang"
Senja ini berkabut penuh misteri
Semisteri patung "sapundu" yg membisu

Senja tlah berganti malam..
Deru perahu "klotok" makin menjauh
Sungai Kahayan tetap beriak lembut
Setia temani sang perawan dalam penantian
Sampai senja selanjutnya..

Palangkaraya 05122012

Catatan:
Lanting~rumah terapung di tepi sungai

Karungut~alat musik khas dayak

Betang~rumah adat dayak dihuni beberapa keluarga

Sapundu~patung kayu di ukir di tancap di halaman rumah sbagai penghormatan pada para leluhur

Klotok~perahu kecil bermesin

Entah Esok

by ; Denting Kemuning

menunggu detik berganti
meraup mimpi
akan sebuah asa
tergenggam dalam jemari
sebuah keindahan
akan hasil

bila pejam mata
sudah menguasai
raga
hanya desah napas tertinggal
luka lara pun
tersembunyikan entah esok
apa khan menghilang

Sby, 05122012

Titik Nadir

by ; Bang Ray

disini, engkau menggantung puisi-puisi
menjadi titik nadir sepi yang mengguris hati
masa mencatatnya, tak lekang meski musim berganti
hingga seseorang akan menemukannya
saat tiba waktumu untuk pergi..

Ray, des 2012

Senin, 03 Desember 2012

Warna Cinta

by ; Sofia Alfajar

cinta datang berjuta warna
datang dengan kearifan,keangkuhan
dan datang dengan dderita pengharapan

cinta.....
hadirmu mampu hangatkan beku
cairkan salju jiwaku
kasihmu membuat dunia penuh warna
sungguh membuat membuat terjaga
dari tidur panjang

engkaulah harapan jiwa
tanpamu hampa gelap tanpa arah
muga cintamu abadi sepanjang masa

Aku Bagai Layang-layang Putus Tangan

by ; Agus Chaeruddin

Tuhan,
masih adakah tempat untuk diriku bersimpuh dalam do'a dan bermunajat memohon ampunan bagi diriku yang telah lalai dan melupakan tempat suci Mu

Entah sudah berapa lama kakiku tak lagi mengunjungi tempat ibadat tuk memuja dan memujimu dengan hati nan putih bersih

Kehidupan dunia yang telah melenakanku membuatku semakin jauh dari alunan do'a, tasbih, dzikir, dan ayat-ayat suci Mu

Keindahan semu yang melunturkan keimananku pada Mu
membuatku terombang-ambing dalam kebimbangan yang mudah di rasuki bujukan setan

Hasutannya yang membisik mesra telah menutup pandangan mataku
menutup lubang telingaku
dan juga menutup mata bathinku
hingga aku semakin jauh dan jauh dari Mu

Hatiku terasa hampa di kemewahan harta dunia, tak ada lagi bahagia terasa menyentuh kalbuku
seperti ada yang hilang dan kosong

Tuhan,
aku tahu Kau tak butuhkan aku
Mau aku lupa, mau aku jauh denganMu
tidak masalah bagiMu
tapi Tuhan,
aku sangat membutuhkanMu
tanpa Mu aku bagaikan layang-layang putus tangan
hidup tanpa arah. . . .

(AC090812) 22:53WIB
KUTABARU-TANGERANG BANTEN

Gerimis

by ; Mey Afa

rinaimu membawa separuh hati
perih
menarikan aksara lara
membungkam gemuruh rasa

lalu dimanakah pelangi
warna sebaris
yang mestinya menoreh tawa
melukis indah kisah asmara

maka biarlah kubawa mati
sebentuk cinta sejati
mungkin kan kujumpai kau disana
menungguku diujung senja...

03082012

Indahnya Bayangmu

by ; Senandung Yang Terpasung

Mengintip rindu disebalik
air hujan yang semakin deras
memenuhi pandangan,

mengeja namamu diantara
rintik_rintiknya yang menawan,
harapkan kau datang bawakan
sejuta keindahan ,

sungguh hanya mampu lantunkan
doa dalam indah harapan,agar
dirinya pun selalu setia dalam
titian cinta yang telah terlaksanakan .

south,01,08,2012.

Bulan Maghfirah

by ; Said Dacho

Dengan terbenamnya mentari sya’ban terakhir
Kau pun melabuhkan tirai mu
Layak nya putaran alami mu setiap tahun
Kami pun menitiskan air mata syukur
Allah Azza Wajalla Tuhan kami dan Tuhan mu
Membenarkan kami beramal, beribadah, bertasbih
QiraatulQuran dan semua amalan yang di Sunnahkan
Nabi Muhammad Sallalla Hu alai hi wassalamm.

Moga setiap detik didada mu kami dalam rangka
Beramal dari segi lahiriah dan batiniah
Kepada Allah Robbul Izzati..

Ramadhan..
Kedatangan mu dinanti-nanti
Oleh para Abdidin, Mukhlisin Solehin dan A’milin
Juga Seluruh Ummat Muhammad saw yang bersyahadah…

Satu yang kami harapkan pada Mu Duhai Ramadhan
Moga kami tak kan sesekali mempersiakan keberadaan mu…
Dan yang amat kami harapkan dengan izin Allah
Moga Lailatul-Qadr.. yang sememangnya
Didambakan setiap hamba yang beriman
Kan dapat kami temui akan
Kehadiran nya…

Jazza Kalla Khairan Khatsira
Ya Ramadhan Al-Mubaraq..

Saudagar Cinta @ Romiezal
Ramadhan Al-Mubaraq
Bumi Bokara
Teratak Zal
8:55pm
01/08/2012

~Bias Aura~

by Awan BVitara
Takkkan reda gerak jemari
Meski belenggu terkalung didada
Tak pula surut kalbu bergumul rindu
Meski kalimatku kau renggut serapah sumpah debu
Tak jua sirna segala ronta serukan kata
Walau hujan tak pula reda
Tak kan pudar luahan juta aksara
Meski tantangan kau hujamkan dada
Tak kan gentar sukma berujar
Walau langit berkelabu awan
Tak pula diam hati menggoreskan
Meski puisi kau bilang hanya picisan

~awanbvitara~031220012

BUNGA RINDU DARI GURUN SAHARA

 By Angel Bintang Parahyangan
Senja membenam di ufuk barat, kelam malam menyambut riang
Gemuruh angin kian kencang, melagu laju berdawai bisikan rindu

Pernahkah kau tahu, sayang...
Disini di tengah menjulangnya gunung-gunung berpasir di gurun sahara, aku terpenjara hati
Dibenakku slalu ada namamu

Kadang aku dibuatnya gila, seperti Qais yang gila mencinta laila di pengasingannya.

Serupa dirinya, aku berdendang berharap angin rinduku terbang berbisik dihatimu

Aku tak tahu keberadaanmu disana, yang ku tahu pasti kau merasa apa yang ku rasa.

Waktu terus berkejaran, seperti rinduku
Walau gurun sahara menjadi penghalang tak henti ku tiupkan kepadamu bunga rindu.

Biarlah mewangi sampai detik akhir dipertemukan

Al_Majardah 03/12/2012

TIDAK

 by Denting Kemuning
Kau memang sudah jauh dariku
Apakah ini salahku
Tidak
Waktu dan keadaan yang
menjauhkan cinta
kita

Tapi
Bisakah kita bersama
Tidak
Waktu dan kesempatan yang
memberi jarak cinta kita

Mungkinkah kita
bisa berjumpa
Tidak
Waktu ku sudah tiba

Jkt 15072009

Kata

 by Imam Sapargo

Aku si pencari rahasia kata

Maka aku telusuri kata demi kata

Aku mulai dari manusia yang suka berkata-kata

Apa kata yang tepat untuk menyebut kata manusia?


Mengapa manusia membutuhkan kata dalam hidupnya?


Bagaimana manusia merumuskan setiap kata kemudian menjadi bahasa?


Kapan kata untuk pertama kali digunakan dan ada?


Siapa yang berhak menentukan kata ini untuk mengatakan itu dan seterusnya?


Dimana kata-kata bermula dan berakhir nantinya?


Aku manusia tak mampu menjawabnya!


Itu batu! Ini batu!


Itu bukan batu! Ini bukan batu!


Batu-batu, kata-kata


Kata batu, batu sebuah kata


Itu hanya sebuah asumsi awal


Dan bukan berarti jawabannya


Sekedar untuk menggali dikedangkalannya


Bahwa batu tanpa kata sudah mampu mewakili sebuah nama


Banyak kata untuk satu nama


Satu nama untuk banyak kata


merah, kuning, hijau, biru, adalah kata


warna adalah nama


Nama-nama buah


pisang, jambu, pepaya, nangka adalah kata


Itu hanya sebuah asumsi awal


Dan bukan berarti jawabannya


Sekedar mengambil setetes air dari samudra


Bahwa satu kata dapat mewakili kata-kata lain dalam sebuah nama


Kata tidak sesempit hurufnya


Kata tidak seluas kalimatnya


Semua dibentuk berdasarkan pemahaman dan pemaknaan manusia


Akan huruf, kata, nama, kalimat, hingga paragraf.


Puisi adalah kata


Musik adalah kata


Angka adalah kata


Simbol adalah kata


Namun tidak semua puisi, musik, angka dan simbol mampu mengatakan katanya sendiri


Manusia sebagai media, manusia sebagai akses, manusia sebagai mahluk perwakilan kata-kata


OOOOHHHH... MANUSIA


DUHAI KATA-KATA


Seberapa jauh manusia mengenal kata?


Seberapa jauh manusia dapat menghitung kata?


Seberapa banyak manusia menggunakan kata dalam puisinya?


Seberapa banyak manusia menggunakan kata dalam musiknya?


Manusia terus berjuang memaknai hidupnya dengan kata


Manusia terus bertarung melawan kata dengan kata


Bebaskan kata dari belenggu makna? mungkinkah?


senin, 00.07wib

SUMBU CINTA

by Agus Cheeruddin

Jangan sangka aku tak perduli pada lentera cinta yang kunyalakan untukmu
pada akar sumbunya slalu kugenangi do'a-do'a agar api cinta terus menyala tak tergoyahkan hembus angin yang senantiasa siap memadamkan pijar terangnya

Jangan kau biarkan aku menanggung dera derita sendirian
kekuatan cinta ini adalah tanggung jawab kita berdua
untuk meniti jalan menuju ridho Nya
Tak inginkah kau bertemu diriku kembali
dikehidupan yang baru setelah kematian menghidupkan jasad kita diakhir masa ?

Tanyalah pada hatimu . . . .

(AC021212) 13:14WIB KUTABARU-TANGERANG BANTEN

APA DAN SIAPA

by Ari Susanto

Jauh kaki melangkah
Menapak diantara rama
Bias siang yang meyampah

Akan apa dan siapa

Rupa bentuk dan warna
Baik buruk akan sifatnya
Hangat dan basah
Tenang dan gelisah

Apa dan apa disana
Siapa dan siapa sutradara
Hingga terlihat indah
Akan warna yang megah

Apa dan bukan apa-apa
Akan ukiranku diberanda
Hanya kata perkata
Dari kata hiasan jiwa

Siapa tapi bukan siapa-siapa
Akan aku bermain aksara
Bukan penyair atau pujangga
Hanya anak bermain manja

Bermain dengan ceria
Menari dalam telaga kata
Bernyanyi dalam kumpulan senandung puisi cinta
Berbisik Puisi Instuisi Hati didada

Apa dan siapa
Janganlah ditanya

Pipit Manismu

by ; Vara Wicaksono

Tuan...
jangan khawatirkan pipit manismu itu
dia tak kan hilang diterpa badai
tak kan pula raib dalam gelap malam
pipit manismu hanya haus inspirasi
pipit manismu tetap akan bersandar pada dahanmu
Tuan....
jangan kau panah ia disaat ia terbang
pipit manismu itu akan kembali,
akan kembali, Tuan...
Tuan....
jangan biarkan bulu - bulu indahnya terurai
karena pengapnya hawa dalam sangkarmu
Tuan....
pipitmu itu memang manis, sangat manis
namun tak perlu kau takut, tuan...
karena ia tak kan pernah menghilang dalam kegelapan
Tuan...
ah, Tuan...

Batang

by ; Laila Situs

tubuhmu, meliuk di tiupan
Menarikmu memetik hembusan
Menengok cahaya yang mengintip-intip pandangan
Sambil, menata gabus-gabus air sisa perasan
Sambil, menata ranting yang berjatuh gerayapan
Tetapi,tetap tegak menatapi batangan
Meski, luka itu ditutup halaman

Batang, bertuanmu di tanahan nisan
Kami penikmat hasil tuan
Meranum diam mendengar
Menengadahkan dua jemari tetuan
Menali parit-parit jejalan.

Batang, ambu ruammu dipelipis buraman
Mengangakan patri bertusuk-tusuk bisikan

2/1212

Titian Senja

by ; Ayuk Reog, M

Sayang, , ,
senja luruh diperaduan sang petang
yang telah terhias oleh pelangi senja
yang indah nan sangat menawan
dalam tatapan,

nampak juga indah bayangmu
lambaikan tangan seakan mengajakku
lalui titian senja asmara kita yang
telah terjanjikan dalam kesetiaan,

kasih , , ,
hanya harapan dan doa yang selalu
aku panjatkan untukmu ,agar kau
tetap dalam jaga dan juga rengkuh
kasih dan sayang TUHAN .

Petangku dikotareog,07,08,2012.

Sebutir Nasi


by ; R. Hadi Isdi Hartana

Sebutir nasi
ingatkan pedih
perjuangan bathin
sepanjang musim....!

Terbuang
tanpa makna
pada manusia
tak kenal derita....!

Tak ingat
dunia melarat
sebutir nasi susah didapat
bagaikan emas dua empat karat...!

 Kalbar,02/12/2012


3 Huruf Saja

by ; Denting Kemuning

Aku dan Kau
3 huruf yang sama

Pernah saling cinta
Saling sayang
Saling membutuhkan

Aku dan Kau
Diam
Sepi
Hening

Aku dan Kau
Jauh
Ingin ku gapai
Ingin ku raih
Ingin ku dekap

Aku dan Kau
Terbelenggu dalam suatu tempat

Aku dan Kau....

* jkt 280810

Kata Hati

by ; Arya Ksatria Kekasih Dewa

Jika engkau bertanya...

''Kenapa selalu tentang anyirnya luka yang menggema...!?
Kenapa begitu betah aku bercengkrama dengan derita...!?
Tidak lelahkah aku melenggokan tarian duka...!?
Tidakkah ingin aku terbebas dari lintasan prahara yang mendera...!?''

Maka dengarlah penjelasanku...

Angin berhembus dari segala arah
Namun angan terlanjur tertuju pada satu arah
Seribu celah menawarkan kemungkinan dari segala penjuru
Tapi ingin tak hendak bergeming pada satu tuju

Jadi biarlah ini menjadi sebuah tanda

Selama masih terdengar langgam rindu mengalun pilu
Selama masih kau dengar nyanyian duka menyayat qalbu
Maka...
Itu pertanda aku masih setia

'Jangankan cuma sepuluh kali kau berganti pasangan
Seribu kalipun aku tetap menanti

Satu pesanku...

Tetapkanlah langkah pada niat suci
Tetaplah mencari ridho Illahi
Agar tidak ternoda kesucian cinta
Agar tiada cemar kebeningan jiwa'

{Aku bisa saja berlalu
Namun belum kulihat janur kuning melengkung diberandamu}

AKK'D
Terimakasih atas kunjungannya semoga semua artikel di blog ini dapat bermanfaat untuk mempererat silaturahmi antar pujangga dan jangan lupa kembali lagi yah