
Minggu, 01 September 2013
Lantak
by ; Aby Santika
/1/
Pengembaraanku selalu batu, dari lontar yang pernah ku sajakkan " aku
terjungkal -- turunlah O Muhammad, menggiring sorga
tapi di awal masehi angin memiuh bak siul burung-burung
tak terdengar suara tasbihmu; dari mata, tangan bahkan ujung kemaluan
ringkih hanya daun-daun yang gugur mengaji tanah
/2/
Kenapa bibirmu seperti retak?
sebuah sapa menjadi lantak dan papa oleh air mata, dari dangau di tepian rambutmu
ada jarak merembeskan gelisahku dengan jejak-jejak asing
yang sewaktu-waktu bisa cacat oleh kemarau
/3/
Firdaus juga Sa'ir masih terbenam dalam sihir-sihir penglihatan
ataukah telaga-telaga tempat mengintip sepetak dada
kecuali Tuhan selalu mengalirkan Kautsar hingga terpangkas seluruh dahaga
O Allah, bahkan jeritku masih merasuk ke dalam mimpi-mimpi birahinya
; berbahagialah sorga yang lantak, berbahagialah!
Bandung,
28 Agustus 2013.
Cintaku di Balik Jendela
Oleh : Siamir Marulafau
di pagi hari yang kelam, mendung sinar mentari
enggan memancarkan cahaya seiring hatipun redup
gelisah pikiran tak menentu bagaikan roda berputar
ke kiri ke kanan, arah tak menentu
dirasakan hidup hampa berkesudahan tidak
enggan bagaikan makan buah simalakaman
kata pepatah, tapi amun demikian tetesan
salju masih membasahi harapan bulu perindu
akan cinta dan kasih kusemai di seberang lautan
harapan masa lalu menyelimuti impian kutebus
dengan rasa pilu sembari cinta dan kasihku terselubung
di balik jendela melukiskan jiwaku tertanam di ladang
cinta di bawah pohon mahoni di sudut sebuah kota
cintaku di balik jendela sepertinya aku di bawah
jermal disaat nelayan mengkail ikan dengan harapan
bahwa kerinduan kunantikan selama petualangan panjang
kutempuh di atas lautan biru sirna ditelan badai
berkepanjangan, mengapa tidak?
tatapan wajah membara sekelumit mengekspos rasa
kerinduan di saat bayangan cinta menghatui perasaanku
yang tak kunjung padam petanda bahwa dia dan aku
bersemai dalam satu jiwa
sm/31082013
Percakapan Sunyi di Dinding Hati
by ; Wanto Tirta
catatan pendek unutk Saudaraku
ini sejarah
katanya sambil memandang dinding langit yang tajam
telah kau tulis
menempel di dinding
orang-orang lihat
berbagai tak terelakan
siapa mau
pasti semua menolaknya
ini hidup
selalu bergerak
boleh kesamping
ke kanan kiri atau ke atas bawah
tidak selalu
selalu saja ada
ada
mungkin saja berbeda
gemuruh terus mengarus
gemeretak setiap saat menggertak
sejenak atau lama hampir sama
itulah atau inilah
terjadi
terjadilah
ini bukan kesimpulan
koma saja belum
apalagi titik
angin terus berhembus
ombak terus bergelora
menepi sekian sunyi
ketemu
dalam
dalam
pada Alif yang kau tegakkan
kracak 31082013
Lelaki Yang Kerap Berbincang Dengan Sunyi
by ; Duta - D
Aku tahu, engkau masih di sini
entah tengah duduk di kursi mana, atau bisa saja
berbaring dengan kedua tangan bersilang di bangku panjang
lalu menerawang jauh tentang masa muda nan gemilang
Sepertiga malam, aku mengingatmu
adalah lelaki yang mengakrabi diri pada sunyi
secangkir kopi, selingkar tasbih
dan bibirmu yang hitam lantas basah
dengan zikir dan takbir hingga kami terjaga
Aku tahu engkau masih di sini
entah tengah bersandar pada dinding yang mana
entah tengah berisitirahat pada ruang kamar yang mana
yang aku tahu selepas dinihari
aku masih dapat mendengar terompah,
mencium aroma secangkir kopi, juga seuntai zikir
pada satu ruang di mana engkau biasa berbincang pada sunyi
: seperti biasa
(untuk almarhum ebak, lelaki yang kerap berbincang dengan sunyi)
Palembang, Maret 2013
Mesir
by ; Bambang Irianto
Mesir
di plintir
getir
mesir
airmata
darah
nanah
Mesir
Merinding
menggelinding
jadi santapan cacing-cacing
beribu keping, hening
hanya desing, membising diantara kuping
mesir
bergelimpangan
penuh kalimat keagungan
tersentak menyapa tuhan
nada sumbang ketakutan
tak memilih lawan atau kawan
dimana kemulia an
dimana bersembunyinya iman
sudah hilang panutan
persaudaraan hanya sebutan
yang berkuasa malah jadi setan
membusaikan harapan masa depan
menabar nisan-nisan
membungkam lisan-lisan
memang tak pernah kutemukan
dalam sebaris catatan
bila mesir Baladul aman...
Ujung Agust/13
Kala Burung Berkicau
by ; Saving MyHeart
Sepetang bersama kicauan burung
riuhmu riangkan suasana
terjemah rindu yang tak pernah bersuara
Sepoi angin lalu menyapu
mengelus lembut pipi
mekar sebuah senyum
membilas rasa
tersentuh hati
yakin Kau hadir
Teratur nada
berkali-kali menyusun kata
hendaknya ritma menyambung sukma
kala senja menjemput pulang
menjadi akrab
kita saling percaya
kicaunya burung
tanda Kau ada
~smh~
Kidung Senja
by ; Syair Kelana
matahari berbaring di peraduan langit
saat ku rangkai aksara di bibir rindu
pada pelangi yang selalu hadir bersama rintik gerimis
seperti senja ini..
biasanya kau datang kidungkan kembang setaman
gemulai membenturi dindingdinding hati
lalu kau ajak aku berlari menyusuri warna warni pelangi
kini musim hampir berganti
kidung senja kehilangan makna aksaranya
mungkin disana kau bermain pelangi sendirian.
pada senja yang tak prnah pudar
di dunia lain yang damai dalam keabadian
Buntok 2013
Yang Terurai
by ; Nunung Noor El Niel
jangan lagi kau berkisah
tentang ranjang menyimpan malam
tak ada lagi desahku di sana
apalagi bisikan-bisikan tajam
tentang gelisah yang kuyup
apalagi keperempuananku
yang tersibak dan tertanggal
oleh ilusi-ilusi yang banal
di sana hanya ada bisikan doa
dan lipatan tanganku yang terkatup rapat
oleh pengampunan tak berujung
di mana aku menyerahkan jiwaku
dengan seluruh keyakinanku
untuk tidak berpaling
di sana, aku telah membasuh diriku
dengan linangan yang menyungai
di relung dadaku hingga menghanyutkan
kebimbanganku, jika aku masih
tetap berada di jalan yang terentang lurus
untuk kulalui hingga ke ujung waktu
tanpa sebuah penyesalan
di ranjang itu, hanya ada
kain seprei yang putih
membentang jauh hingga
ke batas cakrawala
yang telah mencatat seluruh kisah
bukan hanya sebagai dongeng
dari impian yang tak pernah selesai
tetapi harapan yang akan kugapai
ke dalam sebuah mahligai
di mana setiap doaku terurai
dengan penuh damai
Denpasar 2013
jangan lagi kau berkisah
tentang ranjang menyimpan malam
tak ada lagi desahku di sana
apalagi bisikan-bisikan tajam
tentang gelisah yang kuyup
apalagi keperempuananku
yang tersibak dan tertanggal
oleh ilusi-ilusi yang banal
di sana hanya ada bisikan doa
dan lipatan tanganku yang terkatup rapat
oleh pengampunan tak berujung
di mana aku menyerahkan jiwaku
dengan seluruh keyakinanku
untuk tidak berpaling
di sana, aku telah membasuh diriku
dengan linangan yang menyungai
di relung dadaku hingga menghanyutkan
kebimbanganku, jika aku masih
tetap berada di jalan yang terentang lurus
untuk kulalui hingga ke ujung waktu
tanpa sebuah penyesalan
di ranjang itu, hanya ada
kain seprei yang putih
membentang jauh hingga
ke batas cakrawala
yang telah mencatat seluruh kisah
bukan hanya sebagai dongeng
dari impian yang tak pernah selesai
tetapi harapan yang akan kugapai
ke dalam sebuah mahligai
di mana setiap doaku terurai
dengan penuh damai
Denpasar 2013
Langganan:
Postingan (Atom)