Jumat, 30 November 2012

SEMBURAT MERAH LANGITU

by Sofia Alfajar
Pagi masih terasa dingin
Mematri langkah teronggok disudut ruang
Rasa ini kian miris
Memandang runcingnya pedang
Tanpa ampun menebas
Darah tercecer hingga semua
Berwarna darah
Satu satu berguguran dengan penuh luka
Hingga terpisahnya semua raga

Bahu anyirpun menusuk inderaku
Tumbuhkan gejolak jiwa
Menanam harapan untaian doa
Semuga pedang segera berkarat
Dan musnah tanpa paksaan
dan terkubur tanpa bekas

menjadi kenangan pilu
penuhi kalbuku hingga sesakan nafasku

Langit telah membiru
Bergelombang awan
Merubah gelombang takdir
Semburat langit merah
Musnah tanpa kembali dantang
Hampiri masa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungannya semoga semua artikel di blog ini dapat bermanfaat untuk mempererat silaturahmi antar pujangga dan jangan lupa kembali lagi yah