by ; Susilaning Setyawati
"kau tancapkan jangkar kembaramu di pantaiku, "
diantara dua sisi dermaga besar pelabuhan,kau telah memilihku pantai
landai yang sepi, tak banyak kapal besar dan pesiar, sebab katamu kau
juga hanyalah perahu layar"
kau
pun telah memukau ku sehingga seribu kali aku katakan wow, rayuanmu
berbisik dan berhembus seperti rayuan pulau kelapa yang menjaga pantai
ini
dan kau layari rahimku dengan darah dan keringatmu,maka pantaiku
di tengah kampung riuh oleh anak-anak nelayan yang mengurai jala-jala
putus itu menyambung kan kembali , kau jala juga aku dan anak-anak itu
ke dalam perahumu
aku pun hanya mengikut ketika kau titipkan
cangkul dan bajak itu sebab kau muhrim , satu-satunya muhrim yang
kuijinkan memasuki kamar tamu di rumah pantaiku sejak aku terdampar di
pulau garam tanpa asam ini.
aku sesekali melihat ramainya
pelabuhan dan dua dermaga besar yang mengapit pantaiku, angin sesekali
kusimpan agar rindu hanya sekitar pantai pasirku
SS , 2012
kau pun telah memukau ku sehingga seribu kali aku katakan wow, rayuanmu berbisik dan berhembus seperti rayuan pulau kelapa yang menjaga pantai ini
dan kau layari rahimku dengan darah dan keringatmu,maka pantaiku di tengah kampung riuh oleh anak-anak nelayan yang mengurai jala-jala putus itu menyambung kan kembali , kau jala juga aku dan anak-anak itu ke dalam perahumu
aku pun hanya mengikut ketika kau titipkan cangkul dan bajak itu sebab kau muhrim , satu-satunya muhrim yang kuijinkan memasuki kamar tamu di rumah pantaiku sejak aku terdampar di pulau garam tanpa asam ini.
aku sesekali melihat ramainya pelabuhan dan dua dermaga besar yang mengapit pantaiku, angin sesekali kusimpan agar rindu hanya sekitar pantai pasirku
SS , 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar