by Sofia Alfajar
Pagi masih terasa dingin
Mematri langkah teronggok disudut ruang
Rasa ini kian miris
Memandang runcingnya pedang
Tanpa ampun menebas
Darah tercecer hingga semua
Berwarna darah
Satu satu berguguran dengan penuh luka
Hingga terpisahnya semua raga
Bahu anyirpun menusuk inderaku
Tumbuhkan gejolak jiwa
Menanam harapan untaian doa
Semuga pedang segera berkarat
Dan musnah tanpa paksaan
dan terkubur tanpa bekas
menjadi kenangan pilu
penuhi kalbuku hingga sesakan nafasku
Langit telah membiru
Bergelombang awan
Merubah gelombang takdir
Semburat langit merah
Musnah tanpa kembali dantang
Hampiri masa.
Darah tercecer hingga semua
Berwarna darah
Satu satu berguguran dengan penuh luka
Hingga terpisahnya semua raga
Bahu anyirpun menusuk inderaku
Tumbuhkan gejolak jiwa
Menanam harapan untaian doa
Semuga pedang segera berkarat
Dan musnah tanpa paksaan
dan terkubur tanpa bekas
menjadi kenangan pilu
penuhi kalbuku hingga sesakan nafasku
Langit telah membiru
Bergelombang awan
Merubah gelombang takdir
Semburat langit merah
Musnah tanpa kembali dantang
Hampiri masa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar