Dingin
menebar sepi
ketika gerimis
berpacu dalam irama ritmis
lalu tidur tak tertemani mimpi
dan gelisahku, hampir tak pernah mati
Lalu,
seekor burung terbang sendiri mengejar bayang
wajahnya murung
akh, mungkin ada yang hilang dalam sarang
kabut terapung dalam samudra sukmanya
berputarputarlah ia tanpa tentu arah
Duh, apa yang kau cari Merpati Putih
adakah Dia yang selalu sembunyi ?
sedang Bayang-Bayang Wajah-Nya
selalu menghantui wajah siangmu
selalu merajai wajah malammu
Duhai Merpati
Waktu kian menua
laksana daun-daun yang sebentar lagi luruh ke tanah
Berkemaslah...!
sebelum waktu sudah bukan punya kita
Mataram, 28 November ' 12
menebar sepi
ketika gerimis
berpacu dalam irama ritmis
lalu tidur tak tertemani mimpi
dan gelisahku, hampir tak pernah mati
Lalu,
seekor burung terbang sendiri mengejar bayang
wajahnya murung
akh, mungkin ada yang hilang dalam sarang
kabut terapung dalam samudra sukmanya
berputarputarlah ia tanpa tentu arah
Duh, apa yang kau cari Merpati Putih
adakah Dia yang selalu sembunyi ?
sedang Bayang-Bayang Wajah-Nya
selalu menghantui wajah siangmu
selalu merajai wajah malammu
Duhai Merpati
Waktu kian menua
laksana daun-daun yang sebentar lagi luruh ke tanah
Berkemaslah...!
sebelum waktu sudah bukan punya kita
Mataram, 28 November ' 12
berpacu dalam irama ritmis
lalu tidur tak tertemani mimpi
dan gelisahku, hampir tak pernah mati
Lalu,
seekor burung terbang sendiri mengejar bayang
wajahnya murung
akh, mungkin ada yang hilang dalam sarang
kabut terapung dalam samudra sukmanya
berputarputarlah ia tanpa tentu arah
Duh, apa yang kau cari Merpati Putih
adakah Dia yang selalu sembunyi ?
sedang Bayang-Bayang Wajah-Nya
selalu menghantui wajah siangmu
selalu merajai wajah malammu
Duhai Merpati
Waktu kian menua
laksana daun-daun yang sebentar lagi luruh ke tanah
Berkemaslah...!
sebelum waktu sudah bukan punya kita
Mataram, 28 November ' 12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar