by ; Laila Situs
Sebuah jalan dengan teriakan tegap
Penuh jeram menjalar dengan darah
Sukma di tata dengan angka-angka rupiah
Lalu buang dibuai sampah
Dengan tiba berpadankan lumpuran tanah
Tanpa peluru senjata
Tonggak tegak
Lupa dengan batokan tunasnya
Tumbuh tanpa aparatus ideologinya
Tiba mencair dalam bejana
Di selaput peluruhan beta
Hujan mata bahkan selalu bersua
Antara jas me-rah dan lu-rah
Saling berebut di tahta
Sekarang
Surat tiba:
Punakawan harus segera ditata
Di barisan adi hegemoni ketua
Benar surat katarak!
Berjubah senjata tanpa titik koma
Pelatuk siapkan bara
Surat harus merdeka.
Nasib yang diselimuti kabut perah)”
23 Agustus 2012
Dengan tiba berpadankan lumpuran tanah
Tanpa peluru senjata
Tonggak tegak
Lupa dengan batokan tunasnya
Tumbuh tanpa aparatus ideologinya
Tiba mencair dalam bejana
Di selaput peluruhan beta
Hujan mata bahkan selalu bersua
Antara jas me-rah dan lu-rah
Saling berebut di tahta
Sekarang
Surat tiba:
Punakawan harus segera ditata
Di barisan adi hegemoni ketua
Benar surat katarak!
Berjubah senjata tanpa titik koma
Pelatuk siapkan bara
Surat harus merdeka.
Nasib yang diselimuti kabut perah)”
23 Agustus 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar