by ; Aby Santika
1/
Ada yang menggodai tempat aku bersender menunggu kau berpulang,
dindingdinding panjang di sekujur pundak tertulis pesan paling jalang dari buah dadamu
mengendap seluruh subuh, sedang para lelakon hidup menghanyutkan kecupan sampai matahari tenggelam
ah, seperti sungai nuh berdarah-darah di atas kanvas buta,
-mengabadikan duka!
2/
Bergegas coretan perlahan memelan jantungjantung di balik ruang kosong dan reot
kaki bertemu kaki, lalu kisah porak poranda dengan pecahan mata batu begitu saja
" anginangin menuliskan ode yang melambai tanpa pesan"
3/
:hei, hunuskan aku sebilah jenawi berayun kepala! "teriakku di arah belakang"
kemudian tertegun pohonpohon yang kauagungkan seperti rebah di jalan Ilahi
: akupun kembali beralih mencari batas hitam-putih yang berterbangan
4/
Belukar juga mulai terbakar meski ada api yang membahasakan gigil ke ruas napas
kita berhayat dengan penuh gairah, sebab rindu begitu sengak menjadi rumus yang berputar 180 derajat
di sini, coretan berganti-ganti dengan angka, berabad-abad dan jelma doa dengan sujud mendengus
mata bersua menghitung keropok takdir nun jauh dan terbata-bata.
5/
Jika kau akan sampai sebelum keesaan menjebol tembok berlubang; menghambur sajak dirambati mimpi sengau
- kita tak ada janji tuk berlama-lama, di pangkuan selangkang
dan tak ada jejak coretan pada tanah yang masih terpeta dengan gemuruh
: hati, alangkah kita tak berjarak dari tubuh kita
Bandung,
28 Agustus 2012.
ah, seperti sungai nuh berdarah-darah di atas kanvas buta,
-mengabadikan duka!
2/
Bergegas coretan perlahan memelan jantungjantung di balik ruang kosong dan reot
kaki bertemu kaki, lalu kisah porak poranda dengan pecahan mata batu begitu saja
" anginangin menuliskan ode yang melambai tanpa pesan"
3/
:hei, hunuskan aku sebilah jenawi berayun kepala! "teriakku di arah belakang"
kemudian tertegun pohonpohon yang kauagungkan seperti rebah di jalan Ilahi
: akupun kembali beralih mencari batas hitam-putih yang berterbangan
4/
Belukar juga mulai terbakar meski ada api yang membahasakan gigil ke ruas napas
kita berhayat dengan penuh gairah, sebab rindu begitu sengak menjadi rumus yang berputar 180 derajat
di sini, coretan berganti-ganti dengan angka, berabad-abad dan jelma doa dengan sujud mendengus
mata bersua menghitung keropok takdir nun jauh dan terbata-bata.
5/
Jika kau akan sampai sebelum keesaan menjebol tembok berlubang; menghambur sajak dirambati mimpi sengau
- kita tak ada janji tuk berlama-lama, di pangkuan selangkang
dan tak ada jejak coretan pada tanah yang masih terpeta dengan gemuruh
: hati, alangkah kita tak berjarak dari tubuh kita
Bandung,
28 Agustus 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar